Rabu, 20 Maret 2024

CATATAN RAMADHAN KE-9

 

    Katanya bulan puasa adalah momentum untuk kita memperbaiki diri. Memperbaiki diri dalam hal ini ada 2, yaitu memperbaiki fisik dan jiwa.

    Dalam dunia medis, puasa memberikan dampak yang sangat luar biasa untuk tubuh manusia. Dimana anggota tubuh kita ‘beristirahat’ sejenak dari pekerjaan mereka selama 11 bulan yang terus bekerja mengolah berbagai jenis makanan. Oh, ayolah, kita sudah makan berbagai jenis makanan yang kebanyakan diantaranya adalah makanan yang tidak sehat. Tubuh harus bekerja sangat berat untuk mengolah makanan tersebut. Bahkan sebagian diantaranya tidak dapat tercerna dengan baik, karena kadarnya yang melebihi batas. Setidaknya dengan berpuasa, kita tidak berbuat dzalim pada tubuh kita sendiri. Seperti kita yang butuh istirahat saat bekerja ‘kan?

    Manfaat puasa untuk tubuh diantaranya adalah membersihkan tubuh dari racun, menyehatkan jantung, mengurangi kadar gula dalam darah, mencegah dari penyakit kronis seperti kanker, dan masih banyak lagi.

    Selain itu, puasa juga dapat memperbaiki jiwa. Memperbaiki jiwa yang mungkin selama ini ‘sakit’. Dengan segala kesakitan yang dirasakannya selama ini, jiwa kita juga butuh ‘jeda’. Jeda dari segala macam penyakit hati yang menggerogoti selama ini. Sebab, dimulai dari sakitnya hati, hal itu akan merambat ke bagian tubuh lainnya.

    Ramadhan kali ini aku masih mencoba untuk terus memperbaiki diri. Ditengah jatuh bangunnya iman, ditengah riuhnya pikiran, aku selalu mencoba untuk terus mengarahkan diriku kembali ke ‘rel yang benar’. Karena sungguh, dunia ini benar-benar penuh dengan hal-hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Satu hal yang membuatku takut, aku takut terikut arus deras yang akan menyeretku semakin jauh dari-Nya. Ombak yang kuat itu, sewaktu-waktu bisa membawaku jauh dari daratan keimanan, lalu menghempaskanku hingga hancur berkeping-keping.

    Hanya satu harapanku dan selalu jadi salah satu doa yang selalu aku pinta dalam shalat, semoga Allah tak pernah jauh dariku ataupun meninggalkanku barang sedikitpun.

----

Lama gak buka blog ini, kali ini pengen nulis aja. walaupun mungkin gak ada yang baca wkwkw..

selamat menunaikan ibadah puasa 1445H. semoga amal ibadah kita diterima Allah yaa.. aamiin.

Kamis, 18 Agustus 2022

MANUSIA YANG BERMANFAAT


            Bermanfaat berarti memberikan manfaat bagi orang lain. Menggunakan segala potensi yang dimiliki dan membagikannya pada orang lain. Tidak semua orang bisa melakukan hal ini, hanya sebagian orang yang jiwanya tergerak untuk bisa berbagi dan juga kondisinya memungkinkan. Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah, kita hidup bukan hanya untuk menjaga hubungan baik kita dengan Allah (hablum minallah) yang dilaksanakan dengan hanya beribadah kepada-Nya, akan tetapi kita juga perlu menjaga hubungan baik kita dengan sesama manusia (hablum minannas) yang dilakukan dalam interaksi sosial.

Menjadi seorang relawan, bisa menjadi salah satu alternatif bagi kita yang ingin bermanfaat untuk orang lain. Seseorang disebut sebagai seorang relawan bukan hanya orang-orang yang membantu saat terjadi bencana alam seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor dan lain-lain. Namun, relawan adalah orang yang mau mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya secara sukarela untuk membantu orang lain tanpa mendapatkan upah dari siapapun. Jadi, segala bentuk kegiatan yang dilakukannya murni untuk membantu orang lain.

            Manusia sebagai makhluk sempurna ciptaan Allah, selain dikaruniai akal dan pikiran, kita juga dikaruniai hati yang juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kita. Hal ini sama seperti makna ukhuwah Islamiyah, bila seorang atau sekelompok mukmin mengalami kesulitan, maka mukmin yang lain akan turut merasakannya. Selanjutnya, akan memberikan bantuan dalam bentuk apapun untuk meringankan beban dan penderitaan saudaranya. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagi sebagian orang yang kurang menyukai suasana yang ramai, cenderung menarik diri untuk tidak terlibat dalam kegiatan sosial. Namun, bukan berarti mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan sosial adalah orang yang anti sosial. Hanya saja, bisa jadi ada beberapa hal yang menghalangi mereka. Saya termasuk salah satu dari mereka yang selama ini bersembunyi dari khalayak ramai. Sebenarnya, ketika melihat berita-berita di surat kabar atau sosial media yang memberitahukan tentang kejadian bencana alam dan lainnya yang membutuhkan uluran tangan para relawan, hati saya juga ikut tergerak untuk membantu. Namun, dengan cara yang sedikit berbeda, tidak turun langsung ke lapangan untuk membantu. Misalnya dengan mengirimkan bantuan berupa dana melalui lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada.

Bagi saya, seorang relawan itu sangat luar biasa. Menyisihkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjadi seorang relawan tidaklah mudah. Apalagi jika sedang merasakan letih setelah bekerja ataupun kuliah. Hari libur yang biasanya digunakan untuk rebahan, nonton serial kesukaan, jalan-jalan bahkan tidur pun harus digantikan dengan kegiatan yang cukup menguras tenaga.

Hingga disuatu masa, saya membaca sebuah hadits yang menggerakkan hati dan raga saya untuk berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)

Walaupun dalam prosesnya, terjadi pergolakan dalam batin saya. Sehingga ketika dibuka lowongan untuk menjadi relawan pada salah satu komunitas di kota saya—Balikpapan, saya memberanikan diri untuk mendaftar. Saya belum pernah mengikuti kegiatan relawan yang terjun ke lapangan untuk membantu korban bencana alam secara langsung, tapi saya mencoba untuk menjadi relawan yang bisa memberikan manfaat kepada orang-orang yang ada di sekitar saya.

Akhirnya, pada awal tahun 2021, saya mengikuti salah satu komunitas yang ada di Balikpapan, yaitu Balikpapan Youth Spirit (BYS). Ada tiga program atau social project yang dilakukan oleh relawan BYS yaitu Go and Clean (GNC), Inisiatif Mendidik Balikpapan (IMB) dan Panggung Muda Balikpapan (PMB). Saat itu, saya memilih untuk mengikuti program Go and Clean (GNC), yaitu salah satu program yang bertujuan untuk menjaring daerah-daerah di Balikpapan dalam membiasakan peduli lingkungan dengan gagasan inovasi pengembangan lingkungan gaya baru demi terciptanya budaya peduli lingkungan di Balikpapan. Para relawan akan bekerja sama dengan warga setempat dalam menyatukan tujuan bersama membangun lingkungan tersebut. Kegiatan yang kami lakukan adalah bersih-bersih pantai, penanaman bibit mangrove, mengikuti kegiatan World Cleanup Day Indonesia, muralisasi di kampung binaan dan kegiatan kolaborasi lainnya.


Penanaman Bibit Mangrove


Bersih-bersih Pantai dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup

Kemudian, pada tahun 2022, saya mengikuti program Inisiatif Mendidik Balikpapan (IMB), dimana dalam divisi ini, para relawan akan mengajar di salah satu kampung binaan komunitas BYS. Bukan hanya mengajar tentang akademik, akan tetapi kami juga membangun karakter anak-anak yang ada di kampung binaan tersebut menjadi karakter yang lebih baik. Mengambil sistem pengajaran dengan belajar sambil bermain, diharapkan anak-anak dapat lebih enjoy dalam mengikuti kegiatan kami. Anak-anak yang ikut dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai usia, mulai dari usia dini hingga usia SD kelas 6.

Kegiatan pelaksanaan IMB ini mengolaborasikan tenaga relawan BYS yang berasal dari berbagai profesi terbuka. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran bahkan profesi guru juga turut andil dalam kegiatan ini. Sedangkan, rangkaian kegiatan IMB ini fokus pada tiga kegiatan utama, yaitu anak-anak (objek utama), kepemudaan (pemberdayaan) dan parenting (penjagaan).


Belajar Mengenal Warna dalam Bahasa Inggris 


Belajar Mengenal Jenis-jenis Hewan dan Tumbuhan


Menulis Cita-cita

Pada suatu hari, ada momen yang sangat membekas di hati saya saat mengajar, bahkan membuat mata saya berkaca-kaca. Setelah kegiatan mengajar berakhir, biasanya kami akan mengadakan rapat evaluasi untuk kegiatan mengajar pada hari itu. Namun, sebelum rapat dimulai, seorang anak menghampiri saya dan memberikan bucket snack berbentuk love. Hal kecil yang membuat saya sangat bahagia. Dari momen ini, saya belajar satu hal yang sangat berarti untuk saya. Ternyata bukan materi yang membuat kita bahagia, tapi hadiah kecil dan rasa tulus yang diberikan, sudah cukup mendefinisikan kata bahagia itu sendiri.


Bucket Love

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Kita bisa menggunakan segala potensi yang kita miliki dan memberikannya pada orang lain. Karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, hal itu akan menjadi salah satu amal saleh yang akan memberatkan timbangan amal kebaikan kita di akhirat kelak. Seperti dalam firman Allah dalam Surah Az-Zalzalah ayat 7 yang berbunyi, “Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” Walaupun belum bisa berpartisipasi menjadi relawan untuk korban bencana alam, kita bisa menjadi relawan kebaikan untuk membantu saudara-saudara yang ada di sekitar kita.

Sabtu, 20 Januari 2018

Balada MTQ

     Berawal dari sebuah mimpi yang kukira tak mungkin terjadi, tapi Allah kasih itu. Berawal dari kata "iseng-iseng aja" untuk nulis cita-cita yang ingin ku capai dalam sebuah kertas yang ku masukkan ke dalam binder buku catatan kuliahku tepat di halaman paling depan. Banyak impian di sana, alhamdulillaah tahun 2017 lalu, salah satunya tercapai. Memang benar, ketika kita sangat menginginkan sesuatu dan terus minta kepada Allah, mimpi itu in syaa Allaah tercapai. Ya, Pastinya juga dibarengi dengan ikhtiar.
   Tepat pada akhir Bulan Juli 2017, salah satu mimpi itu tercapai. Untuk pertama kalinya, menginjakan kaki di Tanah Jawa (ya, maklum anak Bugis, excited banget sama Jawa). Bertepatan dengan acara Musabaqah Tilawatil Qur'an Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke XV tahun 2017, menjadi salah satu kafilah dari STT Migas Balikpapan. Syukur yang tak henti-hentinya ku ucapkan pada saat itu, hingga air mata tak lagi mampu ku bendung. Walaupun sebelum berangkat, banyak sekali konflik yang terjadi. Hingga aku merasa, sepertinya tidak akan jadi berangkat. Mulai dari daftar secara online, harus bolak-balik kampus untuk bisa mendaftar melalui bidang Kemahasiswaan. Karena memang daftarnya harus dari kampus, tidak bisa secara mandiri. alhamdulillaah.. pada akhirnya semua bisa terdaftar. 
     Selanjutnya, masalah mengenai dana untuk berangkat kesana, beberapa dari kami, ada yang tak mampu membayar untuk biaya transport. Hingga akhirnya kami membuat proposal pengajuan dana ke kampus. Tapi, karena kami terlambat mengurusnya, maka pencairan danapun juga lebih lama. Hingga H-2 jelang keberangkatan kami, diputuskan oleh official bahwa kami batal untuk mengikuti lomba tersebut. Karena jika ada 1 orang saja yang tidak bisa berangkat, maka semua orang tidak bisa berangkat. Perasaan pada saat itu sangat tidak karuan. Sedih, kecewa, deg-degan, dan perasaan lainnya yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya bisa pasrah kepada Allah, mungkin Allah punya rencana yang lebih baik daripada keinginanku. Pada H-1, official kami mengabarkan bahwa kami mendapat bantuan langsung dari yayasan, sehingga semua orang bisa pergi. alhamdulillaah.. jadi kami persiapan H-1 itu dengan segala hal.
     Sampailah untuk pertama kalinya menginjakan kaki di Tanah Jawa. Wah, ini ya yang namanya Surabaya. Senyum sumringahku melihat sekitar. Lalu ku dapati pula peserta MTQ dari kota-kota lainnya, seperti Universitas Medan, Syiah Koala, Universitas Sumatera Utara dan lain sebagainya. Sedikit minder dengan mereka yang terlihat luar biasa. 
     Kami melanjutkan perjalanan dari Surabaya menuju Malang dengan menggunakan jasa travel. Sepanjang jalan tak henti-hentinya ku perhatikan sekelilingku, hingga kami melewati Sidoarjo. Driver yang mengantar kami menunjukkan tempat terjadinya lumpur Lapindo. Lalu, kami berhenti sejenak untuk sekedar melihat tempat tersebut, walaupun tidak sampai ke pusatnya. Kami hanya berada di pinggiran saja, karena mengingat waktu yang sudah hampir sore. Aku sangat excited melihat rel kereta api yang ada di depan mata. Belum pernah sebelumnya melihat kereta api secara langsung (maklum di Balikpapan kan gak ada kereta).


 
    Akhirnya kami sampai di kota Malang, guyuran hujanpun menyambut kedatangan kami. Malang ternyata dingin ya... (hehehe.. :D) dijemput oleh LO , kami langsung diantarkan menuju asrama di Universitas Maulana Malik. Dengan kondisi tubuh yang sangat lelah, kami mulai masuk ke dalam asrama. Ternyata kami sekamar dengan kafilah dari Universitas Pendidikan Indonesia. Mereka sangat ramah, lembut dari cara berbicaranya. Ternyata dari Bandung. Kami istirahat sejenak sambil menyusun pakaian di dalam lemari yang telah disiapkan dan berberes-beres. 
      Pada hari itu, hujan mengguyur kota Malang dari siang hingga malam hari. Bagi kami yang orang Balikpapan, pasti merasa sangat kedinginan. Karena atmosfer di Malang berbeda dengan Balikpapan. Kami keluar untuk mencari makan malam, Soto Lamongan yang menjadi menu malam kami. Yaa cukup menghangatkan tubuh dengan sruput teh hangat yang ikut menemani. 
    Esok harinya, merupakan hari pertama dimulainya MTQ, dimulai dengan Pawai Ta'aruf, yaitu pawai yang diselenggarakan untuk mengenalkan kafilah-kafilah yang datang dari berbagai Universitas/Perguruan Tinggi se-Indonesia. Banyak sekali pesertanya. Kami berjalan dari Universitas Negeri Malang menuju Universitas Brawijaya. Jarak yang tidak terlalu jauh antara dua Universitas tersebut. Pagi itu, sepanjang jalan dipenuhi oleh seluruh kafilah MTQ yang sedang melakukan Pawai Ta'aruf. Juga didukung oleh Siswa/siswi SD yang ada didekat Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya.


     Setelah Pawai Ta'aruf selesai, akhirnya kami kembali ke asrama dan beristirahat untuk pembukaan MTQMN di malam hari. Pembukaan diselenggarakan di Universitas Brawijaya. Dengan tampilan panggungnya yang sangat luar biasa. Dihiasi dengan berbagai macam bunga-bunga berwarna-warni dan semua itu bunganya asli, bukan yang imitasi. Pada saat itu, aku hanya melihat sekelilingku, memperhatikan setiap hal yang ada disana dan masih tidak percaya aku telah sampai disana. Bertemu dengan semua mahasiswa yang luar biasa dari kampus mereka. Namun sayang, aku tak bisa datang diacara pembukaan MTQMN itu, karena harus persiapan tampil esok harinya. Jadi hanya aku sendiri di dalam kamar, berlatih untuk tampil esok harinya.
    Perasaan deg-degan itu pasti ada ya, merasa nervous melihat peserta yang tampil bagus-bagus. Merdu-merdu suaranya, bahkan hafalannya pun lancar. Apalah aku bila dibandingkan dengan mereka. Tapi, aku yakinkan pada diri sendiri, aku pasti bisa. Untuk apapun yang terjadi saat di mimbar, itu semua kehendak Allah. Aku memang tak mengharapkan jadi juara, aku hanya ingin bisa menambah pengalaman, mendapat teman-teman baru, dan bisa bertemu dengan orang-orang hebat seperti mereka. Sungguh aku takjub dengan mereka, terutama peserta yang berasal dari Indonesia bagian Timur, Papua. Seperti yang kita ketahui mereka kebanyakan disana non muslim, tapi kafilah yang berasal dari Papua tersebut, mampu menunjukkan kalau mereka bisa. Bahkan mereka mendapat penghargaan dari panitia karena kafilah yang pertama kali sampai di Malang, padahal tempat mereka sangat jauh, agak dipedalaman.
     Aku tampil di hari kedua MTQMN, sedangkan teman-temanku yang sama-sama dari STT Migas tampil di hari esoknya. Jadi, pada hari berikutnya aku hanya menonton dan mensupport mereka sambil mengelilingi bazar yang ada di arena MTQMN. Berbagai jenis makanan, minuman, pakaian, dan accessories lainnya khas dari Malang dan merchandise MTQMN. Sangat ramai.
    Karena lombanya dilaksanakan selama kurang lebih 1 pekan, setelah kami semua tampil, kami memutuskan untuk berkeliling kota Malang. Dengan fasilitas yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Malang, kami digratiskan untuk naik bis (lupa namanya apa... hehe) berkeliling Kota Malang. Mulai dari kampung warna-warni, pasar tradisional, melewati beberapa kampus, juga beberapa daerah lainnya. Oh Malang...... (jadi kangen Kota Malang... hehe :D)
    Selain berkeliling di Kota Malang, mbak LO kami yaitu mbak Dina dan mbak Aida mengajak kami berjalan-jalan ke tempat lainnya. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Paralayang, di Batu Malang. Pada siang hari dengan menyewa sepeda motor, kami berangkat menuju kota Batu dengan menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam. Suhu di kota Batu sendiri dapat mencapai 19 derajat celcius. Yaa... sangat dingin. Walaupun sudah memakai jaket tebal, hingga kami sampai di Paralayang. Mengambil beberapa gambar pemandangan diatas bukit, terlihat kota Batu yang sangat indah. Tak terasa maghrib pun tiba, setelah cukup mengambil gambar, kami putuskan sholat dahulu lalu kami kembali ke Malang.



    Sebelum sampai ke Malang, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati kuliner kota Batu di alun-alun kota Batu. Aku pun mencoba untuk naik Biang Lala (pertama kalinya naik Biang Lala). Sungguh menakjubkan melihat kota dari atas dengan lampu-lampu yang berkelap-kelip. Lalu menikmati jajanan yang ada di alun-alun, pertama kali makan Sempol. Sempol menjadi makanan yang mengingatkanku pada Malang, hehe... :D. Makanan sejenis dengan Salome, tapi bentuknya tidak bulat, langsung menyatu dengan tusuk bambunya (sulit diekspresikan dengan kata-kata). Setelah puas berkeliling alun-alun kota Batu, kami memutuskan untuk kembali ke asrama, karena hari sudah malam.

~~~

      Setelah sampai di asrama, kami langsung beristirahat. Cukup melelahkan berjalan-jalan seharian di Malang. Satu yang aku sangat senangi berada di asrama, aku bisa mendengarkan suara merdu dari para Qori'ah yang sedang berlatih tilawah. Saat mereka membaca Al-Qur'an, sangat menenangkan hati. Sepanjang malam aku dengarkan suara mereka. Maa Syaa Allah, ciptaan Allah itu sangat luar biasa. Bahkan teman sekamarku pun, Maa Syaa Allah... Suaranya merdu sekali.. Jadi kalau bisa dikatakan selama 1 pekan di asrama, hanya ayat-ayat suci Al-Qur'an yang bergema di dalam asrama. Pada waktu itu sangat pas dengan keadaan iman yang bisa dikatakan sedang futur. Aku sangat bersyukur, Allah telah mengizinkanku agar dapat bertemu dengan mereka. 
    Selain pergi ke kota Batu, kami juga pergi ke Selecta. Selecta merupakan tempat wisata dengan berbagai jenis bunga berwarna-warni, beberapa jenis permainan, kolam renang, bahkan juga tersedia pasar di sana.

     Sampai malam penutupan pun tiba, tak terasa 1 pekan kami berada di Malang. Juga alhamdulillaah terwujud keinginan untuk bisa merasakan kehidupan di asrama seperti apa. Karena selama ini selalu bersama dengan orang tua, tidak pernah jauh dari mereka. Malam Penutupan MTQMN ke XV tahun 2017 sangat meriah, dilaksanakan di Universitas Negeri Malang. Banyak penampilan dari Qori'/Qor'ah dari segala penjuru Nusantara. Maa Syaa Allah... Air mata ini tak henti-hentinya jatuh, sangat terharu. Benar-benar merasakan ketenangan hati yang luar biasa. Dan berdo'a dalam hati, Yaa Allah pertemukanlah kembali hamba dengan mereka di akhirat nanti. Keberkahan bisa dirasakan dalam gedung itu.



     Sungguh... banyak cerita di Malang. Perjalanan bersama dengan Al-Qur'an dan para Ahlul Qur'an In syaa Allah..


Sekian dulu yaa cerita tentang MTQMN ke XV tahun 2017... :)




kadang.. 
kita merasa dunia tak adil pada kita..
semua yang terjadi, selalu bertentangan dengan apa yang kita inginkan..

ketika terkurung dalam sebuah "sangkar"
tak banyak yang dapat dilakukan oleh seekor burung..
hanya berkicau-kicau dan terbang di dalam sangkar itu, walaupun spacenya tidak terlalu besar..
hanya menunggu makanan dan minuman datang dari sang majikan..
kadang..
tanpa kita ketahui, burung itu merasa iri pada teman2nya yang bisa bebas terbang ke angkasa, melintasi cakrawala, melihat dunia yang indah ini..
tanpa kita ketahui pula, ia menangis... tak tahu harus mengadukan pada siapa..
lalu.. ia pun tersadar, bahwa ia masih punya penciptanya, siapa lagi kalau bukan Allah sang Maha Kuasa..

dalam kicauannya, ia berdo'a " wahai Allah.. aku ingin bisa terbang bebas ke angkasa seperti yang lain.. menikmati indahnya dunia, melihat semua ciptaanmu yang sangat mengagungkan..". lalu, Allah pun menjawab, " engkau istimewa.. sehingga kau harus didalam sangkar itu.. Aku ingin engkau terlindungi dari semua yang ingin menjahati mu.. karena Aku sayang dan cinta kepadamu.. "

dan.. burung itu pun mulai menyadari, bahwa Allah ingin melindunginya..
memang ia tak sama dengan yang lain, tapi... ia istimewa.. :)



Balikpapan, 12 Agustus 2013

Selasa, 08 Agustus 2017

Tips-tips Menghafal Al-Qur'an


Sebenarnya menghafal Al-Qur'an itu tidaklah sulit, hanya saja kita yang merasa sulit untuk memulainya. Bagi para Hafidz/Hafidzah, mempertahankan hafalan yang telah ada itu jauh lebih sulit dari pada memulai hafalan baru, kenapa? karena pada hakikatnya, mempertahankan lebih sulit dibandingkan dengan menambah hafalan baru.
Namun, bagi kita yang ingin memulai hafalan baru, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memulai menghafal Al-Qur'an, yaitu :


1. Luruskan Niat

Kenali dulu apa sih tujuan kita menghafal Al-Qur'an? apakah untuk disanjung orang lain? apakah untuk menang dapat penghargaan? apakah karena ingin dapat pasangan yang hafidz/hafidzah juga? atau apakah karena ingin memberikan mahkota dan jubah kemuliaan untuk kedua orang tua kita di akhirat kelak? 
yang tau hanya diri kita sendiri ya :) 
Innal a'malu binniat, semua berawal dari niat. Jadi perbaiki dulu niat kita menghafal Al-Qur'an karena apa. Pastinya kita ingin kan memberikan mahkota dan jubah kemuliaan untuk kedua orang tua kita di akhirat nanti? itulah hadiah terindah untuk  seorang hafidz/hafidzah. Selain itu masih banyak keutamaan lainnya bagi penghafal Al-Qur'an (akan dibahas pada sesi selanjutnyaa yaa ☺). Jadi intinya, LURUSKAN NIAT !!!

2. Baca Ayat Berulang-ulang Sambil Mendengarkan Murottal

Baca ayatnya berulang-ulang minimal 10 kali sambil mendengarkan murottal. Lalu coba menghafalkan kata per kata dari ayat tersebut. Kalau bisa sambil dipahami artinya dengan membaca terjemahannya. Membaca dan mendengarkan dapat membantu kita agar dapat lebih cepat menghafalnya dan lebih kuat hafalannya. Perhatikan!! Jangan menambah ayat berikutnya jika belum lancar ayat pertama.

3. Sering Muroja'ah

Luangkan waktu kita dalam 24 jam untuk muroja'ah, BUKAN diwaktu luang. Seorang hafidz/hafidzah harus menyisakan waktunya dalam sehari untuk muroja'ah. Hanya dengan muroja'ah hafalan itu bisa kita pegang. Seperti hewan ternak, jika tidak kita ikat maka hewan tersebut akan lari. Sama seperti hafalan Qur'an kita, kalau tidak sering diMuroja'ah, maka hafalan Qur'an kita bisa hilang. satu-satunya pengikat yang kuat adalah dengan MUROJA'AH. Cari seorang guru atau teman yang bisa mendengarkan hafalan kita, dengan kata lain sebagai tempat setoran hafalan dan muroja'ah.

4. Tinggalkan Maksiat !!

Kenapa saya bahas masalah ini juga? karena ya Maksiat itu adalah penghancur terbesar bagi para penghafal Qur'an. Tau gak kisahnya 'Abdah bin 'Abdurrahiim ? salah satu sahabat Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, yang hafalan 30 juz nya hilang hanya karena seorang wanita Romawi dan hanya menyisakan 2 ayat yang menunjukkan tentang dirinya. maka TINGGALKAN MAKSIAT.

5. Berdo'a 

Berdo'a kepada Allah agar dimudahkan dalam menghafal Al-Qur'an. Setelah kita berusaha, selanjutnya kita serahkan pada Allah agar selalu dimudahkan dalam menghafal Al-Qur'an dan juga semoga Allah meridhoi kita. Aamiin...


Mungkin itu saja sih tips-tips untuk menghafal Al-Qur'an. Semoga Allah mudahkan kita semua dalam menghafal Al-Qur'an. Aamiin...

CATATAN RAMADHAN KE-9

       Katanya bulan puasa adalah momentum untuk kita memperbaiki diri. Memperbaiki diri dalam hal ini ada 2, yaitu memperbaiki fisik dan ji...